Kebanyakan petani di Wuryantoro menanam 3-5 biji per lubang, sebagai antisipasi jika terjadi kekeringan yang parah, maka akan dipotong dua batang untuk menghidupi tiga batang lainnya.
Pertanian organik seiring dengan pangsa pasar yang semakin terbuka, tidak hanya karena bernilai ekonomis tinggi.